sifat fisik mineral ada 12 :
- Kilap (luster)
- Warna (colour)
- Kekerasan (hardness)
- Cerat (streak)
- Belahan (cleavage)
- Pecahan (fracture)
- Bentuk (form)
- Berat Jenis (specific gravity)
- Sifat Dalam
- Kemagnetan
- Kelistrikan
- Daya Lebur Mineral
Kilap
Merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineral saat terkena cahaya (Sapiie, 2006)
Kilap ini secara garis besar dapat dibedakan menjadi  jenis:
a.    Kilap Logam (
metallic luster): bila mineral tersebut mempunyai kilap atau kilapan seperti logam. Contoh mineral yang mempunyai kilap logam:
- Gelena
- Pirit
- Magnetit
- Kalkopirit
- Grafit
- Hematit
b.    Kilap Bukan Logam (
non metallic luster), terbagi atas:
- Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti intan.
- Kilap kaca (viteorus luster), misalnya pada kuarsa dan kalsit.
- Kilap Sutera (silky luster), kilat yang menyeruai sutera 
pada umumnya terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat, 
misalnya pada asbes, alkanolit, dan gips.
- Kilap Damar (resinous luster), memberi kesan seperti damar misalnya pada spharelit.
- Kilap mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau sabun, misalnya pada serpentin,opal dan nepelin.
- Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin, bouxit dan limonit.
Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya 
ini dapat dipakai dalam menentukan mineral secara megaskopis. Untuk itu 
perlu dibiasakan membedakan kilap mineral satu dengan yang lainnya, 
walaupun kadang-kadang akan dijumpai kesulitan karena batas kilap yang 
satu dengan yang lainnya tidak begitu tegas (Danisworo 1994).
Warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan 
tetapi tidak dapat diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu 
mineral dapat berwarna lebih dari satu warna, tergantung keanekaragaman 
komposisi kimia dan pengotoran padanya. Sebagai contoh, kuarsa dapat 
berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak berwarna. Walau 
demikian ada beberapa mineral yang mempunyai warna khas, seperti:
- Putih                 :  Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O), Gypsum (CaSO4.H2O), Milky Kwartz (Kuarsa Susu) (SiO2)
- Kuning              : Belerang (S)
- Emas                 : Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Ema (Au)
- Hijau                 :  Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10) (OH)), Malasit (Cu CO3Cu(OH)2)
- Biru                    :  Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2 (Si6O18))
- Merah                : Jasper, Hematit (Fe2O3)
- Coklat                : Garnet, Limonite (Fe2O3)
- Abu-abu           : Galena (PbS)
- Hitam                : Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit
Kekerasan
Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi 
suatu mineral dapat membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai 
sebagai kekerasan yang standard. Mineral yang mempunyai kekerasan yang 
lebih kecil akan mempunyai bekas dan badan mineral tersebut. Standar 
kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat oleh 
Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs 
mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak sampai 
skala 10 untuk mineral terkeras .
Skala Kekerasan Mohs
| Skala Kekerasan | Mineral | Rumus Kimia | 
| 1 | Talc | H2Mg3 (SiO3)4 | 
| 2 | Gypsum | CaSO4. 2H2O | 
| 3 | Calcite | CaCO3 | 
| 4 | Fluorite | CaF2 | 
| 5 | Apatite | CaF2Ca3 (PO4)2 | 
| 6 | Orthoklase | K Al Si3 O8 | 
| 7 | Quartz | SiO2 | 
| 8 | Topaz | Al2SiO3O8 | 
| 9 | Corundum | Al2O3 | 
| 10 | Diamond | C | 
Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini diberikan kekerasan dari alat penguji standar :
| Alat Penguji | Derajat Kekerasan Mohs | 
| Kuku manusia | 2,5 | 
| Kawat Tembaga | 3 | 
| Paku | 5,5 | 
| Pecahan Kaca | 5,5 – 6 | 
| Pisau Baja | 5,5 – 6 | 
| Kikir Baja | 6,5 – 7 | 
| Kuarsa | 7 | 
Cerat
Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini 
dapat dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu
 keping porselin atau membubuk suatu mineral kemudian dilihat warna dari
 bubukan tersebut. Cerat dapat sama dengan warna asli mineral, dapat 
pula berbeda. Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya tetap walaupun 
warna mineralnya berubah-ubah. Contohnya :
- Pirit :  Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan jejak berwarna hitam.
- Hematit :  Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan jejak berwarna merah kecoklatan.
- Augite :  Ceratnya abu-abu kehijauan
- Biotite :  Ceratnya tidak berwarna
- Orthoklase  :  Ceratnya putih
Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara 
keseluruhan, sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral 
(Sapiie, 2006).
Belahan
Balahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu
 atau lebih arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik 
mineral yang mampu membelah yang oleh sini adalah bila mineral kita 
pukul dan tidak hancur, tetapi terbelah-belah menjadi bidang belahan 
yang licin. Tidak semua mineral mempunyai sifa ini, sehingga dapat 
dipakai istilah seperti mudah terbakar dan sukar dibelah atau tidak dapa
 dibelah. Tenaga pengikat atom di dalam di dalam sruktur kritsal tidak 
seragam ke segala arah, oleh sebab itu bila terdapat ikatan yang lemah 
melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui suatu
 bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui bidang-bidang 
tersebut. Karena keteraturan sifat dalam mineral, maka belahan akan 
nampak berjajar dan teratur (Danisworo, 1994).
Contoh mineral yang mudah membelah adalah kalsit yang mempunyai tiga 
arah belahan sedang kuarsa tidak mempunyai belahan.  Berikut contoh 
mineralnya:
a. Belahan satu arah, contoh : muscovite.
b. Belahan dua arah, contoh   : feldspar.
c. Belahan tiga arah, contoh    : halit dan kalsit.
Pecahan
Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah 
yang tidak teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan 
dengan belahan dapat dilihat dari sifat permukaan mineral apabila 
memantulkan sinar. Permukaan bidang belah akan nampak halus dan dapat 
memantulkan sinar seperti cermin datar, sedang bidang pecahan 
memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur (Danisworo, 1994).
Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu:
- Concoidal: bila memperhatikan gelombang yang melengkung di 
permukaan pecahan, seperti kenampakan kulit kerang atau pecahan botol. 
Contoh Kuarsa.
- Splintery/fibrous: Bila menunjukkan gejala seperti serat, misalnya asbestos, augit, hipersten
- Even: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan halus, contoh pada kelompok mineral lempung. Contoh Limonit.
- Uneven: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan yang kasar, contoh: magnetit, hematite, kalkopirite, garnet.
- Hackly: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan kasar tidak teratur dan runcing-runcing. Contoh pada native elemen emas dan perak.
Bentuk
Mineral ada yang berbentuk kristal, mempunyai bentuk teratur yang 
dikendalikan oleh system kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral 
yang membentuk kristal disebut mineral kristalin. Mineral kristalin 
sering mempunyai bangun yang khas disebut amorf (Danisworo, 1994).
Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas, misalnya:
a.    Bangun kubus                     : galena, pirit.
b.    Bangun pimatik                  : piroksen, ampibole.
c.    Bangun doecahedon         : garnet
Mineral amorf misalnya          : chert, flint.
Kristal dengan bentuk panjang dijumpai. Karena pertumbuhan kristal 
sering mengalami gangguan. Kebiasaan mengkristal suatu mineral yang 
disesuaikan dengan kondisi sekelilingnya mengakibatkan terjadinya 
bentuk-bentuk kristal yang khas, baik yang berdiri sendiri maupun di 
dalam kelompok-kelompok. Kelompok tersebut disebut agregasi mineral dan 
dapat dibedakan dalam struktur sebagai berikut:
- Struktur granular atau struktur butiran yang terdiri dari 
butiran-butiran mineral yang mempunyai dimensi sama, isometrik. Dalam 
hal ini berdasarkan ukuran butirnya dapat dibedakan menjadi kriptokristalin/penerokristalin (mineral dapat dilihat dengan mata biasa). Bila kelompok kristal berukuran butir sebesar gula pasir, disebut mempunyai sakaroidal.
- Struktur kolom: terdiri dari prisma panjang-panjang dan ramping. 
Bila prisma tersebut begitu memanjang, dan halus dikatakan mempunyai 
struktur fibrous atau struktur berserat. Selanjutnya struktur kolom 
dapat dibedakan lagi menjadi: struktur jarring-jaring (retikuler), struktur bintang (stelated) dan radier.
- Struktur Lembaran atau lameler, terdiri dari lembaran-lembaran. Bila
 individu-individu mineral pipih disebut struktur tabuler,contoh mika. 
Struktur lembaran dibedakan menjadi struktur konsentris, foliasi.
- Sturktur imitasi : kelompok mineral mempunyai kemiripan bentuk 
dengan benda lain. Mineral-mineral ini dapat berdiri sendiri atau 
berkelompok.
Bentuk kristal mencerminkan  struktur dalam sehingga dapat 
dipergunakan untuk pemerian atau pengidentifikasian mineral (Sapiie, 
2006).
Berat Jenis 
Adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara 
yang umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral 
tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral 
ditimbang lagi dalam keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram. 
Berat terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat miberal 
dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir 
mineral tersebut.
Sifat Dalam
Adalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk mematahkan, 
memotong, menghancurkan, membengkokkan atau mengiris. Yang termasuk 
sifat ini adalah
- Rapuh (brittle): mudah hancur tapi bias dipotong-potong, contoh kwarsa, orthoklas, kalsit, pirit.
- Mudah ditempa (malleable): dapat ditempa menjadi lapisan tipis, seperti emas, tembaga.
- Dapat diiris (secitile): dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh, contoh gypsum.
- Fleksible: mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan
 tanpa patah dan sesudah bengkok tidak dapat kembali seperti semula. 
Contoh mineral talk, selenit.
Blastik: mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan 
tanpa menjadi patah dan dapat kembali seperti semula bila kita henikan 
tekanannya, contoh: muskovit.
Kemagnitan
Adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Diatakan sebagai 
feromagnetic bila mineral dengan mudah tertarik gaya magnet seperti magnetik, phirhotit. Mineral-mineral yang menolak gaya magnet disebut 
diamagnetic, dan yang tertarik lemah yaitu 
paramagnetic.
 Untuk melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak kita 
gantungkan pada seutas tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit demi 
sedikit mineral kita dekatkan pada magnet tersebut. Bila benang bergerak
 mendekati berarti mineral tersebut magnetik. Kuat tidaknya bias kita 
lihat dari besar kecilnya sudut yang dibuat dengan benang tersebut 
dengan garis vertical.
Kelistrikan 
Adalah sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu 
pengantar arus atau londuktor dan idak menghantarkan arus disebut 
non konduktor. Dan ada lagi istilah 
semikonduktor yaitu mineral yang bersifat sebagai 
konduktor dalam batas-batas tertentu.
Daya lebur mineral 
Yaitu meleburnya mineral apabila dipanaskan, penyelidikannya 
dilakukan dengan membakar bubuk mineral dalam api. Daya leburnya 
dinyatakan dalam derajat keleburan.
Sumber :
http://ptbudie.wordpress.com/2010/12/23/sifat-sifat-fisikmineral/